Senin, 27 Februari 2012

Jembatan Rapuh

Dari masa lalu hingga masa depan

Apa yg manusia cari untuk dirinya?

memuakankah yang mereka lakukan?

Haruskah mereka melebihi batas normal?



Satu bukan berarti menyatu

Kertas kusam yg ku baca, menemaniku

Pikirkanlah, apa yg aku kerjakan dan selami

Satu tongkat kayu bisa menggantikan kaki yang hilang



Manja dan keras itu berbeda

Masihkah dia berjalan menyusuri awan?

Menatap langit saja kau sudah enggan

Ingat, Jembatan rapuh itu masih berfungsi



Apakah aku sehina itu?

Lihatlah kebenaran disekelilingmu

sudah tergantikan oleh kepalsuan

kau biarkan dia hidup dalam kematian



sekeras apapun aku tetap berbeda

aku orang kelaparan, aku berani mati untuk itu

sebenarnya tidak ada alasan bagi aku untuk hidup


mereka tidak punya pilihan, mereka hanya memiliki satu

mereka tidak ingin bangun dari tidur, mereka dibuai oleh kematian

ini karma, karma yg tidak beres

2 komentar:

  1. ini puisi, puisi yang tidak beres :p
    ahahaha cah pramoedya coy !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan anda...hha
      ora bos...aku bocahmu, ampun bos.

      Hapus