Manusia menjalani kehidupanya dengan caranya sendiri. Sudah banyak stereotype yang ada dimasyarakat bahkan paradigma mereka sulit untuk diubah. Tapi manusia tetap menjalani apa yang mereka yakini benar walau itu salah dimata manusia lain bahkan Tuhan. Berbagai ekspresi telah terangkum yang dinamakan kenangan, akankah manusia tega menghapusnya? Kekal untuk dirinya kah atau tidak?
Apakah sebuah kesalahan jika menyayangi bahkan mencintai orang salah? Apakah ini yang dinamakan cinta buta? Ataukah terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan? Namun apa arti dari perjalanan ini dengannya? Terlalu banyak pertanyaan jika manusia sedang galau. Lalu apa yang membuat manusia galau? Terperangkap dalam otak kecilnya tanpa memikirkan perasaannya.
Seorang keparat berhak untuk disayangi dan dicintai karena dia adalah manusia. Tidak ada alasan lain untuk menjawab seribu pertanyaan selain manusia itu nyaman dengan manusia lain. Hanya mereka yang tahu, cukup mereka. Abaikan saja bumi yang telah berantakan kini, toh masih bisa dinikmati walau neraka sudah nampak jelas didepan mata. Duduk disebuah bangku halaman depan rumah dan diterpa angin sore, memandang jauh ke langit biru yang berawan. Perlahan biru berubah menjadi senja kemudian malam. Memang singkat tapi berbeda setiap harinya.
Adanya perbedaan untuk diperdebatan lalu disatukan. Melihat dari berbagai sisi, bukan hanya kesenangan yang tampak namun juga kegelapan. Tanpa tersadari telah terjalin sebuah hubungan dan kewajiban pula untuk menjaganya. Pantas adalah hasil dari diskusi panjang. Goyahkan nurani yang teguh dan mengubahnya seperti bayi yang baru saja lahir.
Sebuah nilai yang sangat tinggi akan diberikan bagi manusia yang menyanyangi seorang keparat. Kenapa tidak?
HER! follow back my blog :D hahahaha
BalasHapusPersepsi yang bagus :)
BalasHapusdone
BalasHapus